Senin, 30 November 2009

TUGAS AKHIR EKSPERIMENTAL EVALUASI PROGRAM


MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN

TENTANG: TUGAS AKHIR EKSPERIMENTAL EVALUASI PROGRAM

NAMA : Rabian Syahbana NIM: 0711059

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG 2009

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahhirobbil alamin wasalatu wassalamuaalai’asysyrofil anbiya wal mursalina sayyidina Muhammad wa’ala alihi washobihi ajmain.

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa penyusun haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Pembahasan tugas kali ini, penulis mencoba membahas tentang mata kuliah evaluasi pendidikan untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah evaluasi pendidikan kepada kami. Kali ini kami mencakup pembahasan tugas akhir eksperimental evaluasi program.

Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna untuk itu tanggapan, teguran, dan kritikan serta saran yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan dari teman-teman. Penulis juga berharap tugas ini bermanfaat dan dapat dipergunakan untuk mahasiswa sekalian.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Petaling, 2009

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar dan pembelajaran pastilah membutuhkan penilaian atau evaluasi, dimana evaluasi tersebut membutuhkan kualitas, mutu dan pofesionalisme seorang guru dan kepada sekolah dalam menjalannkan kegiatan belajar dan pembelajaran. Evaluasi program kelas dan evaluasi program sekolah dilaksanaaka oleh evaluator yang memang sudah pernah mengajar atau menjadi seorang guru dan sudah menjabat berbagai posisi di lembaga pendidikan. Dengan kata lain seorang evaluator haruslah professional dibidangnya untuk menilai dan mengukur kemampuan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan menilai sekolah dalam menjalankan lembaga pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekolah/madrasah.

Rumusan masalah

1) Menjelaskan konsep penelitian eksperimental perbedaannya dengan penelitian-penelitian yang lain?

2) Menjelaskan melalui contoh tentang macam-macam variable dalam penelitian eksperimental?

3) Menjelaskan penggunaan penelitian eksperimental dalam bidang social-humaniora khususnya pendidikan, kurikulum, dan pembelajaran?

4) Menjelaskan factor-faktor yang berhubungan dengan validitas internal?

5) Menjelaskan factor-faktor yang berhubungan dengan validitas eksternal?

6) Meracang penelitian model eksperimental murni dalam bidang kurikulum atau pembelajaran?

7) Merancang penelitian eksperimental kuasi dalam bidang kurikulum dan pembelajaran?

BAB II

PEBAHASAN

PENELITIAN EKSPERIMENTAL

Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena.

Penelitian eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).[1]

A. Konsep penelitian eksperimen

Penelitian eksperimental (experimental research), merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyartan untuk menguji hubungan sebab-akibat. Pendekatan penelitian ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sain atau ilmu kealaman, sebab memang awal pengembangnannya adalah dalam bidang tersebut.

Variable dalam eksperimen

Penelitian seringkali ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua hal, segi, aspek, komponen atau lebih. Hal, segi, aspek atau komponen tersebut memiliki kualitas atau karakteristik yang bervariasi sehingga sering disebut sebagai variable. Hal, segi, aspek atau komponen yang sama atau tidak bervariasi pada sesuatu objek atau komponen yang sama atau tidak bervariasi pada suatu objek atau seseorang disebut konstan.[2]

B. Eksperimental di dalam bidang ilmu social dan humaniora

Dewasa ini penelitian eksperimental juga banyak digunakan dalam penelitian bidang social dan humaniora. Termasuk pendidikan dan kurikulum pembelajaran. Cirri utama penelitian eksperimental adalah adanya pengontrolan variable dan pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Untuk menguji pengaruh atau hubungan sebab-akibat antara sesuatu atau beberapa variable terhadap variable lain minimal diambil dua kelompok sample (bisa lebih dari duaa kelompok) yang mewakili suatu populasi. Kedua karakteristik yang sama atau disamakan. Kita ketahui bahwa suatu kelompok umpamanya kelompok siswa, memiliki sejumlah karakteristik seperti: kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kebiasaan belajara, kondisi fisik, kesehatan, latar belakang social ekonomi, pengalaman pendidikan sebelumnya, prestasi belajar, dan seterusnya. Dala penelitian eksperimental karakteristik-karakteristik dari kelompok-kelompok yang akan dilibatkan dalam eksperimen harus sama, dicari yang sama atau disamakan.[3]

C. Validitas internal dan eksternal

Agar eksperimen memberikan hasil yang meyakinkan, semua variable ekstranus harus dikontrol. Kalau variable-variable tidak dikontrol sulit dapat sisimpulkan bahwa variable akibat atau bebas. Donal Campbell dan Julian Stanley (1963) menulis tentang validitas internal dalam eksperimen. Validitas internal dalam eksperimen. Validitas internal menunjukkan sejauh mana variable ekstranu dikontrol oleh penelitian dalam eksperimen. Donal Campbell dan Julian Stanley mengemukakan ada 12 hal yang perlu dikontrol dalam validitas internal.

a) History: perlakuan dalam bidang social dan pendidikan pada umumnya dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang kemungkinan juga cukup panjang.

b) Maturation: selama perlakuan diberikan, kelompok eksperimen juga mengalamiperkembangan, penggetahuannya bertambah, kematangannya juga lebih meningkat, sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil eksperimen.

c) Testing

d) Instrumentation

e) Statiscal regression

f) Differential selection

g) Eksperiental mortality

h) Selection-maturation interaction

i) Experimental treatment diffusion

j) Compensatory rivalry by the control group

k) Compensatory equalization of tertments

l) Resentful demoralization of control group

Disamping validitas internal penilitian eksperimental juga perlu memiliki validitas eksternal. Glenn Bracht dan Gene Glass (1968) mengemukakan hal yang perlu dikontrol berkenaan dengan validitas eksternal dalam eksperimen.

1) Validitas populasi

2) Validitas ekologi[4]

D. Desain eksperimen

Desain eksperimen lama yang banyak digunakan adalah model desain sistemtik yang dikembangkan oleh Egon Brunswick. Dalam model deswain ini beberapa perlakuan, protes dan post tes diberikan. Variable-variabke lainnya ada yang dikontrol dan ada pula yang tidak dikontrol. Model desain ini dipandang bersifat semu dan kurang alamiah sehingga kurang memiliki generasi.

Model desain eksperimen yang lebih kuat generalisasinya adalah model refesetatif yang dikembangkan oleh Richard Snow. Model refensentatif merupakan suatu proses perencanaan eksperimen yang disusun dengan bertolak dari keadaan lingkungan yang sesungguhnya dan keadaan partipisan yang alamiah. Desain ini menempatkan model penelitian kuantitatif parallel dengan kualitatif, berupa studi tentang perilaku manusia dalam seting alamiah dan penekanan pada kajian emik, kajian dari pandangan partisipan bukan dari pandangan peneliti.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan eksperimen.

1) Bias dalam eksperimen.

2) Ketepatan perlakuan (treatment fidelity).

3) Sample acak.[5]

E. Macam-macam eksperimen

Ada bebrapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu: ekserimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah, dan subjek-tunggal.[6]

Cara Membuat Diagram Rancangan Penelitian Eksperimen

X= perlakuan eksperimental atau tingkatan dari variabel independent

Bila lebih dari satu tingkatan perlakuan dilakukan maka dituliskan sebagai x1, x2 dan seterusnya.

Tanpa tanda x = keadaan kontrol

O = Observasi atau pengukuran dari variabel dependent.

Rancangan yang akan diterapkan dalam penelitian eksperimen meliputi: pra-eksperimental, eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.

1) Eksperimen murni

Dalam eksperimen murni (true experimental) pengujian variable bebas dan variable terikat dilakukan terhadap sample kelompok eksperimen dari kelompok kontrol.

Rancangan Eksperimen Murni/ Sesungguhnya

Rancangan eksperimen murni ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu:

a). Adanya kelompok kontrol.

b). Siswa ditarik secara random dan ditandai untuk masing-masing kelompok.

c). Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.

Dua rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.

a). Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized posttest only control group design)

Desain ini sudah memenuhi kriteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan adanya manipulasi variable, pemilihan kelompok yang diteliti secara random dan seleksi perlakuan. Desainnya adalah sebagai berikut:

( R ) X O1

( R ) O2

b). Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the randomized pretest-posttest control group design)

Desain ini merupakan pengembangan dari desain sbelumnya. Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut:

( R ) O1 X O2

( R ) O3 O4

2) Eksperimen kuasi

Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan merupakan eksperimen murni, seolah-olah murni. Eksperimen ini juga disebut eksperimen semu. Eksperimen kuasi bisa digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu variable saja meskipun dalam bentuk matching, atau ,memasngkan/menjodohkan karakteristik, kalu bisa random lebih baik.

Rancangan Eksperimen Kuasi/Semu (Quasi—Experimental Design)

Rancangan eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti. Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen semu), yaitu:

a. Rancangan Satu Kelompok (One-Group Design)

1. One Group pretest-postest design

yaitu jenis kuasi di mana hanya ada satu kelompok eksperimen yang kepadanya dilakukan posttest saja.

O1 X O2

b. Rancangan Multi Kelompok (Multigrup Design)

1. Time-Series Design

Desain dengan Jangka Waktu Tertentu

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

2. Nonequivalent pretest-postest control group design

yaitu (hanya) ada satu kelompok eksperimen yang ada di dalamnya termasuk/diberikan pretest dan posttest, tetapi tidak ada kelompok kontrol.

O1 X O2

————————–

O1 O2

3. Nonequivalent posttest only control group design

eksperimen terhadap 2 kelompok, yang satu kelompoknya diberi perlakuan dan posttest, sedangkan pada kelompok lain hanya diberikan posttest saja, tidak ada pretest dan perlakuan.

3) Eksperimen lemah atau pra eksperimen

Model desain eksperimen ini adalah yag paling lemah, oleh karena itu deisebut eksperimen lemah atau “weak experimental”. Desain ini kadang-kadang disebut pra eksperimen karena sepntas modelnya sepeti eksperimen tetapi bukan.

Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study. Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Diagramnya adalah sebagai berikut:

X O

b). Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)

(desain yang menggunakan pretes-posttes pada satu kelompok)

merupakan perkembangan dari desain sebelumnya. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test).

O1 X O2

c). Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)

merupakan modifikasi dari desain b. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:

X O1

O2

4) Eksperimen subjek-tunggal

Dalam eksperimen murni, kuasi dan lemah digunakan subjek atau partisipan kelompok. Perbedaan antar kelompok dihitung berdasarkan skor rata-rata antar kelompok-kelopmpok tersebut. Dalam eksperimen subjek-tunggal, subjek dan partisipasinya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih. Nama subjek tunggal juga diambil dari cara hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasrkan subjek secaa individual.

Desain eksperimen subjek-tunggal hendaknya memperhatiakn karakteristik berikut:

a) Pengukuran yang ajeg (reliable measurement)

b) Pengukuran yang berulang-ulang (repeated measurement)

c) Deskripsi kondisi (condition description)

d) Garis dasar, kondisi perlakuan, rentang dan stabilitas (based line, condition, treatment and stability)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Konsep penelitian eksperimen: Penelitian eksperimental (experimental research), merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyartan untuk menguji hubungan sebab-akibat. Pendekatan penelitian ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sain atau ilmu kealaman, sebab memang awal pengembangnannya adalah dalam bidang tersebut.

Eksperimental di dalam bidang ilmu social dan humaniora: Dewasa ini penelitian eksperimental juga banyak digunakan dalam penelitian bidang social dan humaniora. Termasuk pendidikan dan kurikulum pembelajaran. Cirri utama penelitian eksperimental adalah adanya pengontrolan variable dan pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen.

Validitas internal dan eksternal: Agar eksperimen memberikan hasil yang meyakinkan, semua variable ekstranus harus dikontrol. Kalau variable-variable tidak dikontrol sulit dapat sisimpulkan bahwa variable akibat atau bebas. Donal Campbell dan Julian Stanley (1963) menulis tentang validitas internal dalam eksperimen.

Desain eksperimen: Desain eksperimen lama yang banyak digunakan adalah model desain sistemtik yang dikembangkan oleh Egon Brunswick. Dalam model deswain ini beberapa perlakuan, protes dan post tes diberikan. Variable-variabke lainnya ada yang dikontrol dan ada pula yang tidak dikontrol. Model desain ini dipandang bersifat semu dan kurang alamiah sehingga kurang memiliki generasi.

Macam-macam eksperimen: Ada bebrapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu: ekserimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah, dan subjek-tunggal.

  1. SARAN

Berkaitan dengan pembahasan makalah ini, maka pemakalah sekaligus menyarankan agar: Melalui pembahasan makalah ini, pemakalah mengharapkan dari semua pihak, terutama aktifis STAIN SAS Bangka-Belitung untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun. Agar kedepannya makalah yang dibuat akan menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2005

Anonimus. “Penelitian Eksperimental”. (online) avaible: http://henypratiwi.wordpress.com/category/kependidikan/evaluasi-program/. diakses pada tanggal 24 November 2009


[1]Anonimus “Penelitian Eksperimental”, (online) avaible: http://henypratiwi.wordpress.com/category/kependidikan/evaluasi-program/, diakses pada tanggal 24 November 2009.

[2] Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 194.

[3] Ibid, hal. 195-196.

[4] Ibid, hal. 197-201.

[5] Ibid, hal. 201-203.

[6] Ibid, hal. 203.

suara takbir terasa asing di telingaku


SUARA TAKBIR TERASA ASING DI TELINGAKU

Aku tidak tahu apakah perasaan ini salah atau tidak, entah kenapa suara takbir terasa asing bagiku. disaat seluruh muslim di seluruh dunia mendendangkan takbir ke pelosok-pelosok semesta dengan penuh semangat. Hatiku terasa beku, lidahku kaku, suara takbir sangat asing di telingaku. Suara takbir terdengar olehku seperti rangkaian kata-kata yang baru pertama kali kudengar. Gendang telingaku menerka-nerka suara apakah gerangan yang kudengar ini, disaat aku berusaha mengucapkannya mulutku terkunci, ku paksakan untuk mengucapkannya tapi tetap saja mulutku masih terkunci dengan rapatnya. Aku ingin mengucapkan takbir tetapi masih terasa sangat susah keluar dari mulutku. Apa ada yang salah terhadap diriku ini?, bukankah takbir merupakan kata-kata yang selalu diucapkan oleh setiap muslim baik itu anak kecil sampai kakek-kakek. Apakah diriku tidak pantas mengucapkan takbir?, sehina apakah diriku ini Ya…. Allah…….. apakah selama ini aku tidak dekat denganMu?, apakah aku malu mengucapkan kata-kata pujian untukMu?, apakah diriku sudah terbuang?. Ya……. Allah……….. aku membutuhkan jawaban dan petunjukMu.