Minggu, 24 Oktober 2010

Terater Panggung Gembira MTs Hidayatussalikin, Air Itam, Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung



Hari itu datang juga dimana saya dan teman-teman seangkatan harus menjadi seorang guru atau ustadz/ustadzah. Hal tersebut terjadi dikarenakan kami salah satu mata kuliah yaitu PPLK II mengharuskan kami untuk praktek mengajar. Aku (Rabian syahbana), Nur alia, Kartika Sari, Acep Kurniawan, dan Kasirun tergabung dalam satu kelompok dan mendapatkan kehormatan untuk menjadi ustadz/ustadzah di pondok pesantren Hidayatussalikin. Aku mengajar mata pelajaran umum yaitu Biologi yang merupakan sama sekali bukan bidang kami para praserjana pendidikan Islam.
Pada waktu PPLK II saya dan teman-teman menyanggupi untuk melatih teater anak-anak pondok pesantren. Yang mana kami hanya punya waktu sekitar dua minggu untuk latihan, yang dengan waktu sesingkat itu kami latihan yang kira-kira dengan 7-9 kali pertemuan. Judul teater yang akan kami perankan adalah “jagalah hati”. Yang mana tater ini bergenre musikal, pantun, dan campuran lainnya. Dibawah ini gambaran jalannya cerita walaupun kurang lengkap dikarenakan letihnya mencatat tiap rincian yang diperankan.

TEATER JAGALAH HATI
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh…
Jual pete
Gak pake pinter
Bentar lagi yo.. kite
Nonton teater
            Beli besi
            Dipinggir kali
            Teater kami
            Judulnya jagalah hati
Tukang roti
Bejual pake dasi
Duduklah yang rapi
Dan selamat menikmati

AL KISAH…
            Berdirilah sebuah desa yang bernama desa dek penoh. Dimana.. di desa tersebut memiliki masalah yang mungkin dialami oleh desa manapun, yaitu tentang kenakalan remaja.
Di desa dek penoh, terdapat tiga geng besar.
Yang pertama              : geng nyolong mukenah
Yang kedua                 : geng motor nyentrik
Yang ketiga                 : geng ngutang
ü  Cerita ini dimulai di sebuah kost remaja putri.
(remaja putri berbincang)
ü  Tidak berapa menit kemudian, muncullah geng pertama yaitu geng nyolong mukenah.
dua batang pohon cemara
Terletak di pinggir kali
Geng nyolong mukena
Yok kita beraksi
ü  Tidak beberapa lama kemudian, muncullah geng motor nyentrik.
(para remaja putrid terjaga dan berbincang)
ü  Setelah geng motor nyentrik pergi.. para remaja putri kembali tidur. Tidak beberapa menit kemudian, datanglah geng terakhir yaitu geng ngutang.
(para remaja putri berbincang dengan geng ngutang)
ü  Di lokasi berbeda. Yaitu di pos ronda desa dek penoh. Kepala desa lagi berbincang-bincang dengan para hansip. Datanglah remaja putri ke pos kamling untuk mengadu.
(para remaja putri berbincang dengan kepala desa)
ü  Di tempat lain, para geng mulai berkumpul.
 (para geng bernyanyi)
ü  Pada waktu geng lagi berkumpul, datanglah pak kades dengan seluruh warga. Mereka kesana bermaksud untuk membujuk para geng untuk ikut pengajian.
(perbincangan kades dengan para geng)
ü  Setelah berhasil membujuk para geng, pak kades dan warga menggiring mereka menuju tempat pengajian
(penyerahan para geng dan pengajianpun dimulai)
ü  Kemudian datanglah salah satu ustadz mengunjungi mereka.
(ceramah ustadz plus nyanyi lagu jagalah hati)
ü  Setelah beberapa bulan kemudian para geng pun pulang ke desa. Penduduk desapun menyambut kepulangan mereka dengan suka cita..
ü  Hal pertama yang dilakukan para geng yang telah insaf adalah memberi usulan mengganti nama desa mereka. Yaitu dari desa tidak penoh menjadi desa FULL.
ü  Kesimpulan yang didapat dari teater ini adalah: senakal apapun remaja di sebuah desa. Jika mendapatkan penanganan yang tepat maka kelakuan buruk tersebut dapat dirubah menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk semua orang disekitarnya.
ü  Jagalah hati jangan kau kotori.. jagalah hati lentera hidup ini..
Burung irian
Burung cendarwasih
Cukup sekian
Dan terima kasih
ü  Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar