Jumat, 23 Oktober 2009

pengertian bimbingan dan konseling

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING
TENTANG PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
1. Ade dewinta NIM: 0711004
2. Hendri Sarmada NIM: 0711021
3. Rabian Syahbana NIM: 0711059
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Didalam keseluruhan proses pendidikan setidaknya ada 3 (tiga) komponen pokok yang paling menunjang dan harus dilaksanakan dalam pendidikan yaitu: program yang baik, administrasi dan supervisi yang lancar, serta pelayanan bimbingan yang terarah. Dari sini jelas bahwa bimbingan dan konseling mempunyai peran yang cukup penting didalam proses pendidikan. Sebagai salah satu komponen penunjang pendidikan, bimbingan dan konseling mempunyai posisi kunci didalam kemajuan atau kemunduran pendidikan. Mutu pendidikan ikut ditentukan oleh bagaimana bimbingan dan konseling itu dimanfaatkan dan dioptimalkan fungsinya dalam pendidikan, khususnya institusi sekolah.
Bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan yang memberikan suatu pengembangan yang efektif kepada setiap individu yang berkaitan dengan pengembangan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi-sosial, akademik, dan karir yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan setiap individu. Setiap individu perlu mengembangkan diri nya supaya lebih dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya untuk memperoleh hasil yang maksimal di masa yang akan datang.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain.
Bimbingan dan konseling yang merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia memiliki pengertian-pengertian yang khas. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai produser, cara dan bahan agar individu tersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada produser wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
BAB II PEMBAHASAN (PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING)
A. PENGERTIAN BIMBINGAN
Menurut kamus bahasa Indonesia Bimbingan adalah petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu: tuntunan: pemimpin. Bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance” dalam bahasa inggris. Secara harfiah istilah “Guidance” dari kata “guide” berarti: (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to sterer). Banyak pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut:
Donald G. mortensen dan Alan M. scmuller (1976) mengemukakan bahwa: “Guidance may be definedas that part of the total educational program that helps provide the personal oppurtunities and specialized staff services by which each individual can develop to the fullest of his abilities and capacities in terms of the democratic idea”.
Sheetzer dan Stone (1971:40) mengartikan bimbingan sebagai “…process of helping an individual to understand himself and his world (proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya)”.
Sunaryo Kartadinata (1998:3) mengartikan sebagai “proses membantu Ibndividu untuk mencapai perkembangan optimal”. Sementara Roshman Natawidjaja (1987:37) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya, sehingga dia sanggup menarahkan dirinya dan bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya, dan dapat member sumbangan yang berarti kepada hidupnya, dan dapat member sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri sendiri optimal sebagai makhluk sosial.
Peraturan pemerintah no 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah dikemukakan bahwa 'bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan'.
B. PENGERTIAN KONSELING
Menurut kamus bahasa Indonesia konseling adalah (1) pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologi dan sebagainya; pengarahan; (2) pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap diri sendiri meningkat dalam memecahkan berbagai masalah. Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa Latin, yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-saxon. Istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
Robinson (M. surya dan Rochman N., 1986:25) mengartikan konseling adalah “semua bentuk hubungan antara dua orangt, dimana yang seorang, yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya”. Suasana hubungan konseling ini meliputi, penggunaan wawancara untuk memperoleh dan memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan dan usaha-usaha penyembuhan. Shertzer dan Stone (1980) telah membahas berbagai definisi yang terdapat di dalam literature tentang konseling. Dari hasil bahasannya itu, mereka sampai pada kesimpulan bahwa: “Conseling is an process which facilitates meaning understanding of self and environment and result in the establishment and / or clarification of goals and values of future behavior”. ASCA (American School Counselor Assocation) mengemukakan bahwa: konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan kliennya mengatasi masalah-masalahnya.
C. HUBUNGAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Konsepsi bimbingan dan konseling ternyata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Pada awalnya istilah “bimbingan” berdiri sendiri da tidak mengandung di dalamnya pengertian konseling. Pada periode berikutnya istilah bimbingan dan konseling dipakai secara kebersamaan dan yang satu memuat yang lain. Pada perkembangan yang lebih lanjut istillah konselingberdiri sendiri dan sekaligus ia memuat pengertian bimbingan.
Hubungan bimbingan dan konseling sangat erat apalagi dalam hal pendidikan. Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan pemberian nilai. Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan yang tercipta tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang berorientasi akademik tinggi, namun dalam kepribaian dan hubungan sosialnya rendah serta tidak mempunyai sistem nilai yang mengontrol dirinya sehingga yang dihasilkan pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya manusia seutuhnya. Dengan adanya bimbingan dan konseling maka integrasi dari seluruh potensi ini dapat dimunculkan sehinga keseluruhan aspek yang muncul, bukan hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh komponen dirinya baik itu kepribadian, hubungan sosial serta memiliki niali-nilai yang dapatdijadiakn pegangan.
Jadi, dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa peran bimbingan dan konseling didalam meningkatkan mutu pendidikan terletak pada bagaiaman bimbingan dan konseling itu membangun manusai yang seutuhnya dari dberbagai aspek yang ada didadalam diri peserta didik. Karena seperti diawal telah dijelaskan bahwa pendidikan yang bermutu bukanlah pendidikan yang hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja tetapi juga harus meningaktkan profesionalitas dan sistem manjemen, dimana kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek akademik tetapi juga aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai. Peran BK dalam keempat aspek inilah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu.
Sesuai dengan tingkat perkembangan budaya manusia, muncullah kemudian upaya-upaya bimbingan yang selanjutnya disebut bimbingan formal. Bentuk, isi dan tujuan, serta aspek-aspek penyelenggaraan bimbingan (dan konseling) formal itu memiliki rumusan yang nyata. Bentuk nyata dari gerakan bimbingan (dan konseling) yang formal berasal dari Amerika Serikat yang telah dimulai perkembangannya sejak Frank Parson mendirikan sebuah badan bimbingan yang disebut Vocational Bureau di Boston pada tahun 1908. Badan itu selanjutnya diubah namanya menjadi Vocational Guidance Bureau (Jones, 1951). Usaha Parson inilah yang menjadi cikal-bakal pengembangan gerakan bimbingan (dan konseling) di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, dalam rangka lebih memahami pengertian bimbingan (dan konseling) perlu ditinjau pengertian bimbingan (dan konseling) secara lebih luas untuk dijadikan pangkal tolak bagi pembahasan seluk beluk bimbingan dan konseling lebih jauh.
Konsep bimbingan dan konseling perkembangan mengandung implikasi bahwa target layanannya menjadi tidak sebatas individu saja, melainkan akan tertuju kepada semua individu dalam berbagai kehidupan di dalam masyarakat. Perkembangan yang sehat atau optimal dalam pengembangan perilaku efektif harus terjadi pada setiap diri individu dalam berbagai tatanan lingkungan. Dengan demikian bimbingan dan konseling menjadi terarah kepada upaya membantu indvidu untuk lebih menyadari dirinya dan cara-cara ia merespon lingkungannya, mengembangkan kebermaknaan pribadi dalam perilakunya dan mengembangkan serta mengklasifikasi perangkat tujuan dan nilai-nilai perilaku pada masa yang akan datang. Strategi layanan bimbingan dan konseling menjadi terarah kepada upaya menata dan menciptakan ekologi perkembangan atau lingkungan belajar yang memfasilitasi perkembangan individu.
Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk menyampai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga dan masyarakat. Konseling adalah sebuah penemuan abad ke-20 yang indah. Saat ini, kita hidup dalam dunia yang kmpleks, sibuk, dan terus berubah. Di dunia ini, ada banyak pengalaman yang sulit dihadapi oleh seseorang.
Hubungan bimbingan dan konseling pelayanan dapat juga disebut sebagai Bantuan untuk peserta didik baik individu / kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi sosial belajar, karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.
D. LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling mempunyai enam landasan yang terdiri dari landasan filosofis, landasan religious, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan ilmiah dan teknologi, dan landasan pedagogis.
1. Landasan filosofis
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai hal yang bersangkut-paut dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikira dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konselingdan dalam filosofis juga memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilatif, serta lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian bantuannya (Belkin, 1975). Disin akan diuraikan beberapa pemikiran filosofis yang selalu terkait dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu tentang hakikat manusia, tujuan dan tugas kehidupan.
2. Landasan Religius
Dalam pembahasan lebih lanjut tentang landasan religious bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal pokok, yaitu:
(a) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan,
(b) Sikap yang mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan kea rah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama, dan
(c) Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan keidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu.
3. Landasan psikologis
Landasan psikologis dalam bimbingan dan konselingberarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku pasien, yaitu tingkah laku klien yang perlu diubah atau dikembangkan apabila ia hedak magatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya.
Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologis perlu dikuasai, yaitu tentang:
(1) Motif dan motivasi,
(2) Pembawaan dasar dan lingkungan,
(3) Perkembangan dan individu,
(4) Belajar, balikan dan penguatan, dan
(5) Kepribadian.

4. Landasan Sosial Budaya
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. Dimana pun dan bilamana pun manusia hidup senantiasa membentuk kelompok hidup terdiri dari dari sejumlah anggota guna menjamin baik keselamatan, perkembangan, maupun keturunan. Dalam kehidupan berkelompok itu, manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan sosial mereka. Ketentuan-ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam system budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendukungnya. Rujukan itu, melebihi proses belajar, diwariskan kepada generasi penerusyang akan melestarikannya. Karena itu masyarakat dan kebudayaan itu sesungguhnya merupakan dua sisi dari mata uang yang sama (Budhi Santoso, 1992), yaitu generasi tua sebagai pewaris dan sisi generasi muda sebagai penerus.
5. Landasan ilmiah dan teknologi
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun pengembangan-pengembangan pelayanan itu secara berkelanjutan.
6. Landasan pedagogis
Pada bagian ini pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingan dan konseling dari tiga segi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan, pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling, dan pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan pelayanan bimbingan dan konseling.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908.
konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan kliennya mengatasi masalah-masalahnya.
Hubungan bimbingan dan konseling sangat erat apalagi dalam hal pendidikan. Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu pendidikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak hanya terbatas pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial, pribadi, intelektual dan pemberian nilai. Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan yang tercipta tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang berorientasi akademik tinggi, namun dalam kepribaian dan hubungan sosialnya rendah serta tidak mempunyai sistem nilai yang mengontrol dirinya sehingga yang dihasilkan pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya manusia seutuhnya.
Bimbingan dan konseling mempunyai enam landasan yang terdiri dari landasan filosofis, landasan religious, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan ilmiah dan teknologi, dan landasan pedagogis.
B. SARAN
Berkaitan dengan pembahasan makalah ini, maka pemakalah sekaligus menyarankan agar: Melalui pembahasan makalah ini, pemakalah mengharapkan dari semua pihak, terutama aktifis STAIN SAS Bangka-Belitung untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun. Agar kedepannya makalah yang dibuat akan menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2002

Mc Lead, John. Pengantar Konseling Teori Dan Studi Kasus (Edisi Ketiga). Jakarta: Prenada Media Group, 2003

Prayitno dan Erman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: rineka cipta. 2004

Tohirin. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madasah (Bebasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo persada. 2007

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsa., Landasan bimbingan dan konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006

Anonimus. “ Bimbingan dan Konseling”. (online) avaible: http://my.opera.com/DR_TM/blog/index.dml/tag/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING (diakses padatanggal 9 Oktober 2009)

Anonimus. “Bimbingan dan Konseling”. (online) avaible: http://karimanurfitria.blog.friendster.com/2009/02/bimbingan-konseling-perkembangan_punya-karima_/ (diakses pada tanggal 9 Oktober 2009)

Anonimus. “Pengertian Bimbingan”. (online) avaible: http://eko13.wordpress.com/2008/03/16/pengertian-bimbingan/ (diakses pada tanggal 9 Oktober 2009)

Anonimus. “Peran BK dalam meningktakan mutu pendidikan”. (online) avaible: http://luthfis.wordpress.com/2008/04/21/peran-bk-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/ (diakses pada tanggal 9 Oktober 2009)

Anonimus. “NT”. (online) avaible: http://winithepooh.multiply.com/journal/item/7 (diakses pada tanggal 9 Oktober 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar