Jumat, 30 Juli 2010

PENGALAMAN PERTAMA JADI TIM PEMANTAU PEMILU


Baiklah mungkin ini cerita yang membosankan bagi kalian, aku juga hanya iseng aja nulisnya (sekedar mengisi entri baru. Hehe,,,). Cerita ini dimulai pada tanggal 28 juli 2010, dimana di malam itu Rã (panggilan singkat diriku di dunia bloger.red) mendapat sms dari teman yang mengajak jadi tim pemantau untuk HM* (salah satu organisasi terbesar di Indonesia) dalam hal pemilihan bupati bangka tengah tahun 2010, dengan iming-iming yang bisa dikatakan banyak tidak dikit tidak (pokoknya lumayanlah untuk beli-beli buku). Walaupun dengan tegas saya menyatakan bahwa saya bukan nasionalisme tapi berhubung memang Rã lagi kanker (kantung kering) maka itu job saya ambil. Rã mendapatkan jatah untuk memantau desa Guntung kecamatan Koba.
Tanggal 29 Juli 2010
Pagi-pagi sekali Rã sudah pergi dari rumah menuju lokasi yang telah ditargetkan sekitar jam 06.00 pagi dan jarak yang harus Rã tempuh untuk menuju lokasi adalah kira-kira 60 KM (lebih atau kurang Rã kurang begitu tahu). Pemilihan bupatinya dimulai jam 07.30 WIB jadi Rã sebelum jam tersebut sudah sampai di lokasi, dengan bantuan Measy (panggilan untuk motor Rã)  Rã sampai seitar pukul 06.45 (entah itu cepat atau terlalu lambat). Pertama kali yang kudatangi disana adalah kantor kepala desanya (sekedar pamer sekaligus memperkenalkan diri) sebab disana berkumpullah para hansip dan polisi yang kelihatan akan bertugas di TPS (tempat pemungutan suara) masing-masing. Disana juga aku mendapatkan info yang sangat-sangat tidak diinginkan yaitu mereka mengatakan TPS ketiga jaraknya 1 jam dari desa tersebut dan untuk mencapai kesana harus melewati Koba, sambil mengerutkan dahi Rã  mulai bertanya didalam hati “serius ni.....!!”, bisa kau bayangkan KyΩdai (panggilan untuk para pembaca, teman, pemakai blogku ini, kata KyΩdai terinspirasi dari bahasa Jepang “saudara = kyodai”) dari rumah saya ketempat ini hanya membutuhkan waktu 45 menit sedangkan ke bagian kampung ini sendiri membutuhkan waktu satu jam. Gila.....,,
Waktu pemilihan pun dimulai setelah memperkenalkan diri di TPS 1 Rã langsung nangkring di TPS 2 disana lumayan lama setelah waktu menunjukkan pukul 8.30 WIB Rã langsung loncat ke TPS 1 disana kurang dari 30 menitan Rã langsung menuju ke TPS 3 dengan pertimbangan agar sampai disana sebelum penghitungan disana selesai. Setelah bertanya-tanya di sepanjang jalanan tibalah Rã ke jalan masuk yang berdebu bewarna kuning dihiasi gundukan tak rata disepanjang perjalanan (mungkin inilah yang menyebabkan perjalanan membutuhkan waktu satu jam). Dengan kekuatan penuh Rã dan Measy mengarungi samudar kuning berombak pasir, sambil bertanya di sepanjang lintasan denga memilah dan memilih sumber infomasi tata letak daerah tersebut (oh ye.. Rã lupa bilang nama dusun itu bukit pilar penghuninya mayoritas pendatang) terjadilah hal yang tidak Rã atau bahkan sebagian besar makhluk di bumi ini yaitu TERSASAR....,,
Setelah mondar-mandir di samudra kuning itu dan menyelusuri beberapa kilometer Rã bertemu dengan orang yang kelihatannya sedang mantau bersama anaknya masih kecil, dia menaiki motor beplat merah (itu yang meyakinkan Rã bahwa dia termasuk informan yang bisa dipercaya). Kata-kata yang dikatakan dia adalah “anda sudah melewatinya... (disingkat.red)”, dengan kekuatan yang masih tersisa kubalikkan arah perjalanan kami dan menuju ke tempat pantauan terjauh yaitu TPS 3. Rã tiba disana hmm....,,,!!! (lupa.red) sekitar satu jam lebihlah...,,
Hujan menghiasi langit selama penghitungan sedang berjalan. Dan Rã mengantuk sekali, entah beberapa kali Rã menguap. Setelah perhitungan selesai Rã langsung memacu Measy ke lokasi sebelumnya yaitu TPS 1 dan 2, ditemani jalan yang makin hancur gara-gara hujan, diiringi hujan di sejauh perjalanan, Rã sampai di tujuan dengan selamat. Alhamdulillah....!!! walaupaun sampai disana membutuhkan satu jam lewat sedikit dan hasil penghitungan disana juga sudah selesai.
Sekitar jam 3 sore lewat Rã menuntaskan tugasnya dan pulang ke kantor HM*. Disana Rã memprotes habis-habisan para teman-teman, anggotanya HM* yang mendapatkan jarak dekat sedangakan orang yang bukan anggota ditugaskan di lokasi yang jauh (saat menulis ini Rã masih merasakan ngilu di pinggang), seharusnya anggotanya yang dikorbankan bukan orang yang sekedar membantu, bukankah tugas membantu untuk meringankan bukan menutupi bagian tersulitnya.
 foto-foto:
1. di TPS 1 desa Guntung
 2. di TPS 2 desa Guntung
3. di TPS 3 dusun bukit pilar desa Guntung
4. ini dia foto-foto pemenang tiap TPS
a. TPS 1
b. TPS 2
c. TPS 3

NP: Pengalaman menjadi tim pemantau pemilu baru pertama kali ini saya lakukan, walaupun memprotes Rã ingin mengucapkan terima kasih untuk HM* yang memberi kesempatan orang yang bukan nasionalisme ini untuk terlibat dalam acaranya. Walaupun berat mudahan ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Salam KyΩdai.....,,,!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar